Fakta Unik tentang Pertanian di Jepang – Jepang merupakan Negara kepulauan yang terletak dibagian Asia Timur yang berbatasan dengan Korea, Rusia dan China. Jepang juga terdiri dari 6.852 pulau dengan tiga pulau terbesar yaitu Hokkaido, Shikoku dan Kyusu sisanya pulau kecil yang terdapat gunung berapi aktif. Ekonomi jepang memiliki produk domestik bruto terbesar setelah amerika serikat. Meskipun sebagai negara maju, Jepang masih bertahan dengan nilai kebudayaan yang berakar karena negara ini memiliki sejarah peradaban panjang yang meliputi zaman klasik, pertengahan dan modern. Kebudayaan tersebut meninggalkan jejak peradaban tradisional yang ditransformasikan lebih terintegrasi salah satunya adalah pertanian.
baca juga tentang: peluang usaha dalam membuka lapangan kerja di Jakarta
Fakta Unik tentang Pertanian di Jepang
Jepang hanya memiliki luas daratan 12% yang dipergunakan, namun hasilnya cukup mencengangkan. Besarnya hasil pertanian didukung juga dengan faktor alamiah yang dikelilingi gunung berapi yang masih aktif dan tidak, faktor lainnya yaitu secara berkelajutan pertanian didukung oleh teknologi yang mumpuni serta kebijakan pemerintah yang mendukung secara penih aktivitas pertanian jepang. Hasil pertanian jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai dan teh terutama padi adalah tanaman pangan yang sangat diperhatikan pemerintah sebab beras impor akan dikenalan bea masuk 490% yang diperkirakan akan terus naik menjadi 778%. Meskipun demikian, jepang memang melakukan swasembada beras kecuali untuk membuat senbei dan makanan olahan, namun jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan konsumsi serealia.
Berikut adalah Fakta Unik tentang Pertanian di Jepang dikutip dari briliodotnet, yaitu perhatian pemerintah yang tinggi, harga produk yang terkontrol, lahan pertanian yang luas setiap petani, teknologi yang canggih, dan etos kerja yang tinggi.
1. Perhatian pemerintah yang tinggi
telah disebutkan bahwa hanya 12% daratan Jepang yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di Jepang sehingga perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah Jepang untuk memaksimalkannya. ternyata memang benar terbukti bahwa peran pemerintah sangat berpengaruh di Jepang dalam hal pertanian yaitu tumbuhan yang ditanami oleh petani sudah diatur oleh pemerintah sehingga sesuai dengan permintaan pasar. ini akan terwujud jika petani memberikan respon yang baik dan tidak ada petani di Jepang yang terlihat bingung dengan produknya.
2. Harga produk yang terkontrol
Peran pemerintah Jepang yang diwakili Kementerian Pertanian atau Dinas Pertanian setempat memang sangat intens karena tidak hanya menentukan apa yang ditanam, hasil panen pun kebanyakan atau hampir keseluruhan yang membeli adalah pemerintah sehingga lebih mudah untuk mengontrol harga produk yang beredar, meskipun tidak dapat dipungkiri ada juga swasta yang membeli tetapi tidak mungkin swasta membeli harga produk dibawah harga yang dibeli oleh pemerintah.
3. Lahan Pertanian yang Luas
tidak banyak lahan yang disisakan karena terjadi pembangunan dengan kebutuhan pemerintahan, landmark serta lain sebagainya yang membutuhkan ruang, namun lahan pertanian yang dimiliki petani dituntut dan diupayakan luasnya tidak kurang dari 7-12 hektar tidak hanya memiliki sepetak atau dua petak lahan sehingga ini memudahkan dalam mengelola secara masal menggunakan alat berat bahkan lebih banyak lahan yang dimiliki adalah warisan dari keluarga besar yang tidak akan dijual dan digadaikan meskipun kebutuhan ekonomi menghimpit, inilah yang menjadi khas jiwa profesi di jepang.
baca juga tentang: menu makanan jepang yang sedang diminati di Indonesia
4. Teknologi yang Canggih
Jepang memang negara yang modern dengan segala upayanya bersaing dikancah perpolitikan dunia yang penuh dengan kompleksitas sehingga peningkatan di bidang industri otomotif berdampak positif terhadap peningkatan pemanfaatan teknologi pada pertanian. Untuk menanam, menyirami, memanen menggunakan alat berat yang dikonstuksikan oleh para sarjana dalam upaya membantu petani dan negara Jepang. dengan sistem pertanian inilah tidak membutuhkan waktu yang panjang dan memakan tenaga yang berat, sehingga nilai efektifitas didapatkan.
5. Etos Kerja yang Tinggi
Menjadi petani harus memiliki etos kerja yang tinggi seperti dipacu sesuatu, petani di jepang memiliki jam kerja tersendiri. Jam kerja yang sangat yaitu dimulai pada jam 02.00 – 12.00 kemudian dilanjutkan dengan jam 12.00-17.00 jika lembur ini tidak termasuk potongan jam makan bersama, atas dasar itu tidak heran pertanian di Jepang sangat maju karena upaya dan usahanya sangat keras.
baca informasi lainnya: fakta tentang makanan jepang yang belum anda tahu